Gebogan atau yang lebih familiar disebut Pajegan adalah merupakan bentuk persembahan masyarakat Bali berupa susunan makanan yang umumnya terdiri dari jaje (macam-macam kue), buah-buahan, dan aneka macam jenis bunga. Pajengan disusun diatas sebuah wadah yang disebut Dulang dan dibagian puncaknya diisi dengan hiasan yang terbuat dari janur/daun lontar.
Gebogan/Pajegan ini biasanya dibawa oleh para ibu-ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke Pura pada saat dilaksanakannya upacara Piodalan atau upacara Dewa Yadnya lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa. Tinggi rendahnya Gebogan/Pajegan tergantung dari keiklasan dan kemampuan dari masing-masing individu, karena nilai dari sebuah Gebogan tidaklah diukur dari tinggi atau rendahnya akan tetapi dari keiklasan hati dalam menunjukkan rasa syukur. Dan selebihnya merupakan bentuk pengapresiasian seni.
Jadi tidaklah dibenarkan kalau kita berlomba-lomba membuat Gebogan hanya untuk dipamerkan kepada orang lain apalagi sampai dipaksakan dengan mencari hutang dan akhirnya mengkambing hitamkan agama. Tapi ironisnya sebagian orang masih belum memahami tentang apa makna sebenarnya dari persembahan itu sendiri.
Sumber gambar: balipurnama.com
Gebogan/Pajegan ini biasanya dibawa oleh para ibu-ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke Pura pada saat dilaksanakannya upacara Piodalan atau upacara Dewa Yadnya lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa. Tinggi rendahnya Gebogan/Pajegan tergantung dari keiklasan dan kemampuan dari masing-masing individu, karena nilai dari sebuah Gebogan tidaklah diukur dari tinggi atau rendahnya akan tetapi dari keiklasan hati dalam menunjukkan rasa syukur. Dan selebihnya merupakan bentuk pengapresiasian seni.
Jadi tidaklah dibenarkan kalau kita berlomba-lomba membuat Gebogan hanya untuk dipamerkan kepada orang lain apalagi sampai dipaksakan dengan mencari hutang dan akhirnya mengkambing hitamkan agama. Tapi ironisnya sebagian orang masih belum memahami tentang apa makna sebenarnya dari persembahan itu sendiri.
Sumber gambar: balipurnama.com
0 komentar "
Gebogan: Mencapai Puncak Rasa Syukur
", Baca atau Masukkan KomentarPosting Komentar